Pemuda Harus Gaul, Tapi Gaul yang Bagaimana

Mudation.com – Siapa sih yang gak pengen pakaiannya gaul, gayanya gaul dan memang pesonanya selalu terkesan gaul dimata orang lain. Terlebih dikalangan pemuda, terlihat gaul menjadi suatu keharusan tersendiri. Bahkan term gaulpun seolah menjadi tumpuan utama dalam menjalani gaya hidup.

Ngobrol soal bergaul bareng kawula muda memang sesuatu yang teramat asyik. Pasalnya mereka memiliki persepsi yang jauh lebih kreatif dan unik ketimbang para orangtua. Jika orangtua mengatakan pakaian yang gaul itu yang berdasi, berkemeja, berjas atau pakaian yang kesannya rapi. Tapi anak muda justru sebaliknya, pakaian yang gaul itu yang sobek-sobek celananya, rambutnya nantang langit, atau hal-hal yang identik dengan rock and roll.

Read More

Nah, apakah persepsi sedemikian itu bisa disalahkan, atau memang itulah persepsi yang benar?

Sejatinya setiap orang berhak memiliki persepsi atas dirinya sendiri. Sejauh persepsi itu tidak merugikan orang lain, bisa dikatakan persepsi itu sah-sah saja. Namun ada baiknya jika persepsi yang kurang baik dibuat menjadi lebih baik lagi, terutama soal pergaulan.

Sebelum kita membahas pergaulan lebih dalam, sejenak kita simak kisah yang satu ini. Alkisah ada seorang cewek yang cukup berprestasi. Ia pernah menyabet sebagai siswa berprestasi karena mendapatkan nilai sempurna dan tertinggi pada saat ujian Nasional. Namun kini ia berubah 360*, dulu ia santun, berjilbab, namun sekarang justru ceplas-ceplos jika berkata, serta rela mencopot jilbabnya.

Jika pada awalnya ia dikenal sebagai cewek yang baik, berprestasi, santun, dan juga pandai, namun kini citranya telah berubah setelah apa yang ia perbuat. Gaya hidupnya mulai kegaul-gaulan, tato ada dimana-mana, perkataannya pun banyak keluar nama-nama binatang. Lantas setelah ditanya, kenapa bisa berubah sedermikian rupa, jawabnya adalah  ‘saya hanya ingin jadi cewek gaul.’

Dari kisah singkat itu kita pasti paham konteks permasalahannya, yakni salah dalam mempersepsikan kata gaul. Gaul bagi dia adalah yang bertato, tak berjilbab, harus berkata kotor, sedikit bersentuhan dengan alkohol, atau perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya dicontoh lainnya. Jika demikian, haruskan persepsi gaul kita biarkan begitu saja tanpa harus memperbaiki?

Tentu tidak, kita sebagai generasi penerus bangsa harus merekonstruksi kembali persepsi gaul yang lebih bermanfaat, produktif, kreatif dan juga patut untuk dijadikan contoh anak muda lainnya.

Menurut Robert Kiyosaki ‘seorang pemuda harus kreatif, inovatif dan juga kaya raya’. Wow, mungkin itulah ekspresi pertama yang akan kita perlihatkan seusai mendengar pesan Robert Kiyosaki ini. Namun jika kita telisik lebih jauh, apa yang dikatakan penemu konsep Cashflow Quadrant ini  memang benar adanya.

Seorang pemuda wajib hukumnya untuk bergaul. Karena pergaulan akan lebih nikmat jika dihabiskan dimasa-masa muda. Tapi bagaimana kita pola pergaulan itulah yang harus diperhatikan. Robert sebagai pakar Finansial dari Amerika mendefinisikan pemuda yang memiliki pergaulan adalah mereka yang kreatif, inovatif dan kaya raya.

Maksudnya adalah, gaul itu identik dengan kreativitas. Dengan bekal kreativitas, seorang pemuda akan semangat dalam melakukan hal-hal baru yang sifatnya positif. Lebih dari itu, kreativitas yang sudah ada haruslah dikemas dengan inovasi. Sebab melalui inovasi seorang pemuda akan bisa menciptakan trobosan-trobosan baru bagi dirinya dan masyarakat.

Maka tak heran jika seorang pemuda yang mampu mengantongi keduanya kelak masa dewasanya akan menjadi seorang kaya raya. Kaya akan ilmu, pengetahuan, relasi dan juga harta. Jika sudah demikian, Robert menyatakan ‘mereka telah berhasil menjadi seorang pemuda yang benar-benar pemuda.’

So, jangan kaget jika sampai saat ini tersebat kata-kata ‘yang muda yang berkarya’. Kalimat semacam itu semata-mata sumbernya adalah dari nasehat Robert Kiyosaki yang namanya sudah terkenal sejagad raya ini.

Buat kamu para pemuda Indonesia, jadilah anak gaul. Karena pergaulan itu wajib hukumnya bagi anak muda. Tapi bergaullah dengan cara kreatif dan inovatif, agar kelak ketika dewasa kamu bisa menjadi orang yang kaya raya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *